Selamat Datang di Blog Kampung Nelayan

Secercah Harapan Ke Kementerian Kelautan dan Perikanan




Secercah Harapan
(Kementerian Kelautan dan Perikanan)

Sejak berdirinya Kemnterian Kelautan dan Perikanan (KKP) di tahun 1999 semangat pembangunan perikanan mulai terasa.berbagai kebijakan dilakukan.pemberian anggaran yang besar hingaa penerbitan payung hukum sebagai dasar pondasi pembangunan bangsa maritim.dari perspektif  hukum dan perundangan di bidanga perikanan disusun dan di keluarkanya berbagai macam pruduk hukum seperti UU No 27/2007 tentang pesisir,UU No 31 /2004 dan UU no UU no 29/2009 tentang perikanan serta petunjuk teknis lainya seperti peraturan pemerintah,peraturan presiden dan peraturan menteri.

Indonesia dengan luas laut sekitar 5,8 juta km2 dan garis pantai sekitar 81.000 km, dengan potensi lestari sumberdaya perikanan sebesar 6,7 juta ton per tahun seyogyanya Indonesia menjadi eksportir ikan terbesar dan negara industri perikanan terbesar di dunia. Kekayaan ini sangatlah berbanding terbalik dengan keadaan hampir 65% nelayan termasuk dalam garis kemiskinan. Belum lagi jika dilihat dari tingkat indeks pembangunan manusia (IPM) yang disurvei oleh UNDP (2011) menetapkan mutu sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang diukur lewat indeks pembangunan manusia (IPM) berada 124 dari 187 negara. Yang mengindikasikan rendahnya tingkat kemajuan dan kesejahteraan bangsa.Potensi besar tetapi sumber daya manusia rendah, sungguh Ironi.

Perikanan menjadi masa depan perekonomian  Indonesia

Tidaklah salah pernyataan perikanan menja dimasa depan perekonomian Indonesia. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mack Kenzie yang menyatakan bahwa padatahun 2030 Indonesia  akan menjadi pelaku ekonomi dunia ke 7 dengan salah satu penopangnya dari sektor perikanan (dikutip dari pernyataan Bapak Menteri Kelautan dan Perikanan pada TRIDAKNAS HIMAPIKANI 2013). Tentunya hal tersebut didasarkan fakta sumber daya alam, sumber daya manusia yang Indonesia miliki. Bagaikan raksasa yang belum terbangun dari tidurnya, Indonesia semestinya bisa menandingi Cinase bagai produsen perikanan terbesar di dunia dengan total volume produksi 41 juta ton/tahun. Jauh sekali jika dibandingkan dengan Indonesia hanya 8,7juta ton/tahun nilai volume produksi.  Menurut Prof.Dr.Ir. RokhminDahuri, MS Indonesia baru akan menyentuh volume produksi 45 juta ton/tahunpadatahun 2025 tentunya dengan penerapan IPTEK dan manajemen secara professional. Perikanan budiday amenjadi solusi peningkatan produksi perikanan karena tingkat pemanfaatannya masih sangat kecil yaitu 3,2juta ton (DKP, 2008). Senada dengan kebijakan Kementrian Kelautan dan Perikanan seperti pernyataan Dirjen Perikanan Budidaya Bapak Dr. Ir. Slamet Subjakto, MS “Perikanan budidaya dipusatkan di daerah minapolitan berbasis industrialisasi dengan pengembangan ekonomi biru” diharapkan mampu berkonstribusi terhadap pembangunan ekonomi nasional. Yang perlu kita cermati bahwa nilai PDB dari sektor perikanan hanya berkisar 1,5% pada tahun 2010. Lantas apa yang salah dari setiap kebijakan pemerintah  yang  digulirkan ?

Demi terwujudnya perikanan sebagai masa depan perekonomian Indonesia berikut ini langkah-langkah yang perlu dilakukan
1. Optimalisasi tingkat pemanfaatan sumber daya perikanan di masing-masing kawasan yang berbasis masyarakat demi terciptanya pembangunan berkelanjutan.
2.Penerapan IPTEK sebagai motor penggerak pembangunan perikanan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.
3. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui pendidikan, penyuluhan danpelatihan.
4.Regulasi kebijakan yang dirumuskan oleh pemerintah haruslah tepat dan dilaksanakan dengan baik
5.Peningkatan nila iinvestasi pada kegiatan perikanan dan kelautan sehingga mendorong terciptanya lapangan kerja baru yang menyerap angkatan kerja.

Langkah –langkah ini merupakan gerakan strategis dalam membangun perikanan secarah berkelanjutan .perikanan sebagai sumber pangan dan pilar utama pembangunan nasional.

Tidak ada komentar:

KARYA POPULER